Senin, 21 Desember 2009

BIAYA POLITIK DAN ARUS PERUBAHAN DALAM PIL”GUB”KADA PROP JAMBI (Cost Politik berbanding terbalik dengan Aspirasi masyarakat)

By Syamsul Bahri, SE (syamsul_12@yahoo.co.id) 

PIL”GUB”KADA Prop Jambi yang kemungkinan besar tetap dilaksanakan tahun 2010 merupakan PIL”GUB”KADA yang ke dua kali untuk “Bumi sepucuk Jambi sembilan lurah”, sebuah pesta demokrasi, jika dilihat  berdasarkan pengalaman 1 kali Pil”gub”kada  Tahun 2005, dan berapa Pil”bup” kada di beberapa wilayah Kabupaten/kota dalam Propinsi Jambi

Dengan fakta politik saat ini dalam dinamika politik terutama dalam PIL”GUB”KADA tahun 2010, telah memunculkan beberapa bekal calon gubernur sebanyak (data sementara) sebanyak 9 (sembilan) orang (sesuai pemantauan penulis), baik bacagub yang berasal dari Incumbent (bupati aktif), seperti Hasan Basri Agus (HBA), Zulfikar Ahmad (ZA), Madjid Mu’az (MM), Safrial (Sf), Abdullah Hich (ABH) dan Politisi seperti Zurman Manaf (ZM), Ahamd Murady Drmansyah (AMD), serta pengusaha seperti Hajrin Nurdin (HN) dan Ahamd Murady darmansyah (AMD), serta Sudirman M Johan (SMJ) dari Akademisi dan ini merupakan sesuatu yang sangat luar biasa dibandingkan dengan PIL”GUB”KADA Kabupaten/kota lain di Indonesia, disamping banyaknya calon, secara persyaratan untuk menjadi balon gubenrnur, secara umum beluam ada, karena secara konkrit Perahu Parpol pengusung belum ada kesepakatan yurudis, termasuk akan memakai jalur perorangan, tetapi gaung perahu saat ini semakin santer dan bergema dengan berbagai trik dan startegi, tanpa memperhatikan apa yang diinginkan masyarakat, bahkan membentur mekanisme  dan komitmen yang disepakati dan dibuat sendiri oleh masing-masing parpol.
Terkesan apa yang terjadi, untuk menyeleksi serta berkoalisi antar Parpol, terkesan mengabaikan azas dan flat form partai yang selama ini menjadi roh dan jiwa gerakan parpol secara nasional, jika dimungkin untuk berkoalisi, tentunya terjadi “koalisi semu”, yang kompak dalam rangka PIL”GUB”KADA saja, namun diyakinkan akan bercerai berai bahkan terpecah belah setelah masa bulan madu nantinya. Dengan melihat proses dan fakta sementara yang terjadi, pemilihan bacagub oleh parpol memiliki kecenderungan adalah (1). Take and give, baik financial maupun non financial; (2).komitmen kesepakatan untuk parpol bersakala 5 tahun  kedepan; (3). Mengabaikan flat form dan jiwa serta roh partai; (4). Menghianati komitmen dan kesepakatan yang dibuat sendiri, koalisi semu dan hanya terbatas pada proses untuk pemenangan, sehingga akan terpecah setelah itu, karena azas dan flat form yang sangat berbeda, bahkan visi dan misi sang “bacagub” tidak begitu menjadi bagian persyaratan seleksi, namun lebih diutamakan transkasi untuk Parpol untuk jangka waktu 5 tahun, sunggu ironis
Kondisi ini diperparah tarik ulur calon pedamping, kecenderungan apa yang terjadi di tingkat seleksi untuk bacagub, akan lebih diperluas dalam kontek penentuan bacawagub, sehingga penggabungan 2 personal dengan jiwa yang berbeda dalam sebuah visi dan misi dalam satu pasangan terkesan terpaksa dan dipaksakan nantinya, walaupun visi dan misi merupakan visi dan misi bacagub, namun sebagai bacawagub juga harus sealing pemahaman dan mengerti dalam aplikasinya, kalaupun bisa menyatu nantinya dalam waktu yang singkat sebuah hal yang sangat istimewa, sehingga tidak terkesan hanya untuk memenuhi kebutuhan administrative saja, sehingga secara tahapan proses penentuan bacagub dan bacawagub memberi kesan hanya sebuah ambisius kekuasaan, tidak melalui proses yang komprehensif, kondisi ini menjadi sebuah catatan bagi masyarakat pemilih.
Secara mekanisme pasangan bacagub / bacawagub menjadi cagub / cawagub melalui proses pendaftaran ke KPU, tentunya dengan dukungan Partai Politik sesuai ketentuan kursi yang dimiliki atau melalui jalur perorangan dengan prosentase dukungan yang telah ditetapkan, mesin politik yang diserahkan ke calon melalui mekanisme dan prosedur yang telah ditentukan oleh Parpol, untuk melakukan konsolidasi dan sosialisasi dan kampanye pemenangan, namun pendayung perahu tsb masih berada di Kekuatan elit Parpol atau pengurus partai.
Dari semua tahapan dan kegiatan yang dilakukan, baik pra, proses, maupun saat pelaksanaan pencontrengan, semuanya dibutuhkan biaya atau cost politik yang mungkin dalam tahap pra (sosialisasi) beberapa bacagub menghabiskan dana milyaran rupiah, apalagi sampai pada saat pencontrengan, diperkirakan setiap pasangan cagub dengan dukungan parpol setingkat “kapal pesiar” mungkin akan menghabiskan lebih 100 milyar, apakah dana tersebut merupakan uang hilang atau uang habis, dan justru sangat tidak benar bahwa uang tersebut apakah cost politik dan/atau money politik merupakan uang habis, dari kajian ekonomi itu merupakan investasi jangka pendek selama 5 tahun yang spekulatif.
Dengan cost politik dan/atau money politik sebesar tersebut, yang secara hukum ekonomi tidak mungkin merupakan capital lose atau capital fligt, namun merupakan Capital Investation, sehingga disadari, bahwa masyarakat dan para individu masih memiliki hati nurani serta memiliki tanggung jawab moral untuk memperbaiki dan membangun Jambi yang akan datang, yang terakumulasi dalam “arus perubahan”, secara hitungan matematika ekonomi, keinginan calon untuk membangun dan membawa arus perubahan berbanding terbalik dengan cost politik. Hal ini disadari oleh masyarakat bahwa dibanyak daerah, semakin besar biaya yang dikeluarkan calon dalam proses PIL”GUB”KADA semakin kecil perubahan positif yang didapat oleh masyarakat. Disadari atau tidak disadari bahwa cost politik adalah investasi bagi calon, setiap investasi tentu sudah memperhitungkan rugi laba, walaupun investasi financial dan non financial dalam PIL”GUB”KADA lebih cenderung investasi spekulasi dengan resiko yang cukup tinggi.
Fakta yang factual bahwa sistim dan mekanisme menggiring untuk jabatan public harus diperebutkan melalui uang yang kadang jumlahnya tidak masuk akal itu, maka konsekuensinya adalah terjadinya penyimpangan-penyimpangan di dalam dunia birokrasi. Hukum bisnis akan berlaku. Uang yang telah dikeluarkan sebelumnya untuk mendapatkan jabatan tersebut harus bisa kembali. Jika untuk menjadi caleg, bupati, wali kota atau gubernur dan seterusnya harus mengeluarkan uang, maka selesai menduduki jabatan itu, sejumlah uang tersebut harus kembali semuanya, dan bahkan harus lebih banyak lagi jumlahnya, agar bisa disebut beruntung. Sebagai akibatnya, sebagaimana yang banyak terjadi akhir-akhir ini, banyak pejabat sepert Gubernur dan wakil gubernur.
Memang berebut itu biayanya sangat mahal, apalagi berebut kekuasaan di zaman sekarang. Tidak sedikit wilayah public, di negeri ini, yang menuntut beaya tinggi bagi calon pejabatnya. Mereka harus menyediakan modal besar. Rakyat pun juga tahu semua itu. Akhirnya jabatan itu di mata public juga tidak terlalu dianggap mulia dan terhormat. Hal itu disebabkan karena, mereka menjadi pejabat bukan karena prestasi yang mulia, semisal lebih pandai, lebih arif dan juga berakhlak mulia, melainkan sebatas karena ditopang oleh uang. Lantas dengan begitu, rakyat akan menganggap bahwa jabatan itu tidak lebih hanya sebatas permainan untuk mendapatkan kekuasaan dan uang belaka.
Masyarakat Jambi membutuhkan sebuah Perubahan yang merupakan arus yang sangat kuat di tengah-tengah masyarakat, baik di akar rumput maupun di level menengah ke atas, arus ini menjadi sesuatu yang akan dimanfaatkan oleh para Calon, dan isu ini meupakan factor penentu kemenangan dalam proses PIL”GUB”KADA Jambi nantinya, bahwa pemimpin Jambi yang akan datang, harus sesuai dengan keinginan dan kebutuhan Pembangunan globalisasi, maka masyarakat Jambi mengingin terjadinya perubahan pada tahun kepemimpinan 2010-2015, dengan kriteria antara lain, memilki kemampuan Internasional dan Nasional serta Lokal, Arief dalam ekonomi dan Lingkungan, bisa memahami dan mendengarkan kebutuhan serta memenuhi kebutuhan masyarakat berdasarkan skala prioritas, Bebas KKN dan Berkepribadian sebagai panutan.
Mudahan-mudahan, Jambi masa depan akan lebih baik, sipapun yang menjadi Pemimpin Jambi dan mengusung arus perubahan akan membawa Jambi lebih baik, amin

Rabu, 16 Desember 2009

PENGUMUMAN

Kepada Pengunjung Blog sekaligus sebagai votter Yang Terhormat
Karena ada kesalahan dalam penjadwalan polling serta memperhatikan aspirasi dan informasi yang berkembang di tengah masyarakat, baik masyarakat kota Sungaipenuh dalam kota, maupun yang masyarakat kota berada diluar kota, dan dipandang layak untuk berkompetisi dalam Pilwako nantinya, maka dengan memohon maaf kepada pengunjung, polling mengalami revisi penjadwalan dan penambahan bacawako yang ikut dalam polling

Sekali lagi sebagai pengelola mohon maaf atas ketidak nyamanan ini

Wassalam
Pengelola

Rabu, 09 Desember 2009

HASIL AKHIR POLLING BURSA BEKAL CALON WALIKOTA SUNGAI PENUH TAHAP PERTAMA

HASIL AKHIR POLLING BURSA
BEKAL CALON WALIKOTA SUNGAI PENUH
TAHAP PERTAMA
(Per 09 Desember 2009)


Sebagaimana penyampaian hasil sementara untuk hasil polling sementara Bursa Bekal Calon Wali Kota Sungaipenuh tanggal 05 Desember 2009, maka pada tanggal 09 Desember 2009, sebagai moment hari anti korupsi sedunia, bertepatan dengan berakhirnya polling tersebut, dengan hasil akhir tahap pertama adalah dengan hasil masih sebagaimana hasil tanggal 505 Desember 2009, yang dikelompokan 3 terbesar yatitu Ir. H. Ichwan Agus, MM Dpt (IKA) sebesar  39,84%, Amilius Lukman, SE (AL) 29,69% dan Drs Zulhelmi Johar, MM (ZJ) 17,19%,  kemudian diikuti oleh Ir Novizon, ME (NV) 6,25%,  Prof DR Asafri Jaya Bakri (AJB) 3,13%, Ambiar Usman, SH, MM (AU) 1,56%, Yos Adrino, SE (YA) 1,56%, dan Drs Ahmadi Zubir, MM (AZ) 0,78%



Dari hasil akhir tahap pertama, dengan 3 besar adalaha secara berurutan, yaitu IKA, AL dan ZJ, sedangkan untuk kelompok selanjutnya NV tetap sebagai urutan 1, urutan ke 2 oleh AJB, dan AU dan YA tetap pada posisi 3, untuyk ZA selama polling tetap diurutan nomor buncit

Adapun tingkat partisipatif votter, kecenderung mulai meningkat, dari awal pelaksanaan terjadi penurunan partisipatif, dan menjelang berakhirnya pelaksanaan polling terjadi peningkatan dari 6,60% menjadi 13,27%.

Harapan kita, tingkat partisipatif votter sangat diharapkan, karena polling mencerminkan gambaran kondisi Pilwako nantinya  

Dengan berakhirnya polling tahap I pada tanggal 09 Desember 2009, dan dilanjutkan polling tahap II selama 60 hari yang dimulai pada tanggal 09 Desember 2009, dengan para bacagub yang munculnya, yang semula dengan 8 bacawako, dengan penyebaran Kecamatan Sungaipenuh sebanyak sebanyak 3 orang, Pesisir Bukit 1 orang, Tanah Kampung 1 orang, rawang 2 orang, dan ZJ memiliki 2 kecamatan pendukung yaitu Kumun Debai dan Sungaipenuh (pondok Tinggi). Pada polling kedua ini akan dikuti sebanyak 11 bacawako, disamping bacawako yang sudah ikut dan ditambah bacawako baru ikut yaitu Syafriadi, SH (SY), Drs. Noviar Zen, APT. MM (NZ), Ir. Zubir Muchtar, MM (ZM), sehingga komposisi asal bacawako berubah menjadi Kecamatan Sungaipenuh sebanyak sebanyak 5 orang, Pesisir Bukit 1 orang, Tanah Kampung 2 orang, rawang 2 orang, dan ZJ memiliki 2 kecamatan pendukung yaitu Kumun Debai dan Sungaipenuh (Pondok Tinggi)

Poling tahap ke II yang diikuti oleh 11 bacawako, kami mengharapkan para bacawako yang ingin berpartisipasi disamping berdasarkan masukan dan pemantauan kami, diharapkan menghubungi kami melalui email jecktafriza@gmail.com dan HP 085263833336, untuk pemasangan iklan, Baliho, berita sosialisasi, CV dll,  serta bagi para bacawako yang telah kami sosialisasikan selama ini melalui blog ini, jika tidak ada konfirmasi selanjutnya kepada kami pengelola, dengan amat menyesal belum bisa kami  masukan dalam polling, dan data yang ada kami pending.

Kami sangat menyadari bahwa penyelenggaran polling dan hasil polling belum bisa menggambarkan prilaku dan tingkat partisipasi pemilih di Kota Sungaipenuh, karena penyelenggara menyadari bahwa polling ini tidak bisa dijadikan acuan dan representatif masyarakat dan simpatisan kota, namun mencerminkan keinginan masyarakat, dalam mengapresiasi tokoh dan gambaran umum keiinginan masyarakat terhadap wali kota yang dipilih masyarakat, bukan berati para bacawako lain tidak memiliki peluang, karena polling akan terus berlangsung, sehingga sosialisasi dan pencitraan diri bacawako, baik melalui kegiatan langsung, kegiatan tidak langsung untuk memperkanalkan dan peningkatancitra diri, melalui media menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam proses pencitraan diri, kalau ada yang meragukan dan tidak percaya akan hasil polling ini, syah-syah saja, dan penyelenggara hanya menjadi media, sedangkan hasil bukan rekayasa, namun merupakan hasil murni

Apa yang kami sajikan ini, adalah sebuah bentuk kepedulian kami dalam membangun kota Sungaipenuh yang lebih baik

Jumat, 04 Desember 2009

HASIL SEMENTARA POLLING BURSA BEKAL CALON WALIKOTA SUNGAI PENUH (Per 05 Desember 2009)

Blog BURSA WAKO SUNGAI PENUH, dengan alamat http://bursabacawakospn.blogspot.com/, dalam proses penentuan Wali Kota Definitif (amanat UU No 25 tahun 2008) sebagai pemegang amanat rakyat dalam membangun Kota dan untuk  meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota secara hakiki, Pilwako menjadi moment penting dan moment startegis, sehingga kriteria dan nilai tokoh serta rekam jejak sang bakal calon wali kota menjadi salah satu indikator Penting, berkaitan nilai kelayakan maju atau tidaknya sang bakal calon wali kota pada Pilwako Tahun 2010 nanti

Untuk mengetahui pandangan dan pendapat masyarakat, terutama masyarakat yang telah melek IT, yang merupakan komponen masyarakat dengan jumlah yang tidak bisa diabaikan, terdiri dari pemilih pemula (siswa SMA/SMK), Mahasiswa, pengusaha, Pedagang, akademisi, guru, karyawan/Pegawai negari dll terhadap bakal calon yang telah melakukan sosialisasi dan bakal calon yang belum melakukan sosialisasi secara langsung atau terhadap beberapa bacawako yang pernah muncul dan dimunculkam akan maju dalam Pilwako


Polling tahap pertama dengan 8 orang tokoh/bacawako, telah kami lakukan selama hampir 2 bulan, dan sampai tanggal 5 desember 2009, dengan hasil sementara adalah yang dikelompokan 3 terbesar yatitu Ir. H. Ichwan Agus, MM Dpt (IKA) sebesar  41,1%, Amilius Lukman, SE (AL) 29,8% dan Drs Zulhelmi Johar, MM (ZJ) 16,9%,  kemudian diikuti oleh Ir Novizon, ME (NV) 5,69%,  Prof DR Asafri Jaya Bakri (AJB) 2,4%, Ambiar Usman, SH, MM (AU) 1,6%, Yos Adrino, SE (YA) 1,6%, dan Drs Ahmadi Zubir, MM (AZ) 0,8% dan

Dari data tersebut untuk kelompok 3 besar, evaluasi tanggal 25 November dan 5 Desember. Ditempati figur yang sama secara berurutan, yaitu IKA, AL dan ZJ, sedangkan untuk kelompok selanjutnya terjadi perebutan posisi, jika dibanding dengan hasil tanggal 25 November 2009, dengan NV tetap sebagai urutan 1, urutan ke 2 sebelumnya ditempati oleh YA, sekarang ditempati AJB, dan AU tetap pada posisi 3, untuyk ZA selama 2 periode evaluasi tetap diurutan nomor buncit

Secara umum urutan terakhir adalah (1) Ir. H. Ichwan Agus, MM Dpt, (2) Amilius Lukman, SE, (3) Drs Zulhelmi Johar, MM, (4) Ir Novizon, ME, (5) Prof DR Asafri Jaya Bakri, (6) Ambiar Usman, SH, MM, (7) Yos Adrino, SE, (8) Drs Ahmadi Zubir, MM


Dalam pemantuan dan analisa pelaksanaan polling, melalui kajian tingkat partisipasi masyarakat dalam ikut berpartisipasi  cenderung menurun, namun secara bertahap akan terjadi peningkatan, sebagaimana tergambar dalam grafik ertumbuhan Partisipasi Votter dalam Polling (%).
Berdasarkan masukan banyak pihak kepada kami melalui Facebook dan email, para tokoh yang layak dan punya keinginan untuk maju dalam pilkada walikota tersebut, masih banyak, sehingga Polling tahap pertama akan berakhir pada tanggal 10 Desember 2009, dan akan dilanjutkan polling ke 2 dengan para bacawako yang lebih banyak lagi, sehingga sangat kami harapkan para bacawako yang ingin berpartisipasi disamping berdasarkan masukan dan pemantauan kami, diharapkan menghubungi kami melalui email jecktafriza@gmail.com dan HP 085263833336, untuk pemasangan iklan, Baliho, berita sosialisasi, CV dll,  serta bagi para bacawako yang telah kami sosialisasikan selama ini melalui blog ini, jika tidak ada konfirmasi selanjutnya kepada kami pengelola, dengan amat menyesal belum bisa kami  masukan dalam polling, dan data yang ada kami pending.

Kami sangat menyadari bahwa penyelenggaran polling dan hasil polling belum bisa menggambarkan prilaku dan tingkat partisipasi pemilih di Kota Sungaipenuh, karena penyelenggara menyadari bahwa polling ini tidak bisa dijadikan acuan dan representatif masyarakat dan simpatisan kota, namun mencerminkan keinginan masyarakat, dalam mengapresiasi tokoh dan gambaran umum keiinginan masyarakat terhadap wali kota yang dipilih masyarakat, bukan berati para bacawako lain tidak memiliki peluang, karena polling akan terus berlangsung, sehingga sosialisasi dan pencitraan diri bacawako, baik melalui kegiatan langsung, kegiatan tidak langsung untuk memperkanalkan dan peningkatancitra diri, melalui media menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam proses pencitraan diri, kalau ada yang meragukan dan tidak percaya akan hasil polling ini, syah-syah saja, dan penyelenggara hanya menjadi media, sedangkan hasil bukan rekayasa, namun merupakan hasil murni

Apa yang kami sajikan ini, adalah sebuah bentuk kepedulian kami dalam membangun kota Sungaipenuh yang lebih baik